A. PENGANTAR
Latihan Kader Tingkat madya, Markas Daerah Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Bali dilakukan secara independen dalam jejaring kerja organisasi PPM - Bali, yang memiliki komitmen untuk mendorong terjadinya proses penyadaran kemampuan dan kecerdasan dalam membangun Bangsa dan Negara berdasarkan Jiwa, Semangat dan Nasionalisme 1945 (JSN45) sebagai suatu kesadaran kebangsaan yang diyakini bersama; dalam kerangka mendorong tumbuhnya PPM sebagai Organisasi Kepemudaan yang sehat, kuat, cerdas dan berwibawa dengan keberpihakan kepada aspirasi dan pendapat masyarakat dan bangsa Indonesia. Nama kegiatan yang diajukan adalah Latihan Kader Tingkat Madya Markas Daerah Pemuda Panca Marga (PPM) Bali 2013 dengan peserta latih kelas terbatas (Eksklusif). Dengan sistem pelatihan yang dirancang agar peserta latih dapat menjadi anggota PPM yang berguna bagi kemajuan organisasi serta mendapatkan ruang kepengaruhan dalam membuka gerakan perluasan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum di tengah masyarakat khususnya masyarakat Bali.
B. LATAR BELAKANG
Hampir dipastikan sejak era reformasi (1998), pergantian kekuasaan era Orde Baru ke Era Reformasi ditandai dengan pelaksanaan demokrasi, yang memungkinkan semakin terbukanya era informasi dengan keterbukaan untuk menyampaikan pendapat. Era demokrasi ini di Indonesia memunculkan pula kegembiraan yang berlebihan sehingga banyak dari pendirian organisasi kemasyarakatan dan politik oleh penggagasnya dimotivasi hanya untuk meraih kekuasaan, sehingga sejak Reformasi di Indonesia berlangsung sampai saat ini dalam kebutuhan demokrasi modern belum ada organisasi kemasyarakatan dan politik yang memikirkan proses pembangunan dan pengembangan organisasi melalui kaderisasi yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pembangunan kualitas kebangsaan Generasi Muda Indonesia semakin luntur dan ini mendapatkan kritik tajam serta citra yang buruk bagi pertahanan dan ketahanan Bangsa Indonesia.
Pada batas tertentu, pengelolaan organisasi tidak pula memperdulikan fungsi berdirinya; seperti fungsi organisasi sebagai sarana komunikasi sosial politik. Fungsi ini sangat menentukan terbentuknya program organisasi yang berpihak pada aspirasi masyarakat. Program seringkali dibentuk oleh sebuah tim dari pusat dalam hal ini organisasi induk, yang diadopsi kemudian oleh cabang di bawahnya, sehingga ketika dilakukan kegiatan sosialisasi; penjelasan program tersebut tidak menyentuh kebutuhan rakyat secara riil atau masyarakat tidak merasa diwakili aspirasinya. Dampaknya adalah perumusan kepentingan yang seharusnya diambil dari penggabungan pendapat dan aspirasi masyarakat, justru menjadi kebijakan publik yang tidak mewujudkan tujuan demokrasi itu.
Fungsi kedua, yaitu organisasi sebagai wadah perjuangan untuk kepentingan umum, yang berakar dari proses pemahaman norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat khususnya keluarga veteran dan keturunannya. Fungsi ini menjadi salah satu alat bagaimana PPM mendidik anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan nasional. Kegiatan ini bentuknya seperti ceramah-ceramah penerangan, penataran, latihan dll.
Fungsi ketiga yaitu sarana recruitment organisasi; bahwa PPM berfungsi mengajak seluruh keluarga pejuang, veteran dan orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan organisasi. Tujuannya memperluas partisipasi anggota PPM dan jaringannya dalam bentuk solidaritas dan kesetiakawanan kepada tujuan berdirinya organisasi yang mengabdi bagi Negara.
Kemudian Fungsi keempat organisasi sebagai sarana pengatur konflik. Kini dalam kenyataannya dalam suasana demokrasi, media yang bebas; persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat harus diterima dengan wajar. Organisasi kemasyarakatan seharusnya dapat memperjelas situasi kondisi dari berbagai isu dan pendapat yang berseberangan itu. Namun seringkali banyak pihak justru menjadi juru bicara yang menambah kekisruhan dalam konteks mengkomunikasikan dengan masyarakat. Banyak figur, tokoh, anggota organisasi bersikap justru sebagai kelompok penekan atau kelompok kepentingan, yang sebenarnya sangat berbeda dengan tujuan berdirinya suatu organisasi kemasyarakatan.
Saat ini, Demokrasi Indonesia dengan biaya tinggi menyebabkan terjadinya krisis kepemimpinan. Hubungan antara organisasi kemasyarakatan dengan rakyat tidak lagi terjalin sebab figur-figur yang ada dalam organisasi tersebut seringkali tidak memahami apa yang diperlukan oleh rakyat. Dampaknya ke dalam organisasi adalah loyalitas nyaris nihil, artinya kesepahaman terhadap ideologi hampir tidak ada karena uang dijadikan ukuran dalam pengelolaan hubungan-hubungan tersebut.
C. DESAIN PELATIHAN
Desain pelatihan kader ini berupa pelatihan secara khusus untuk seluruh anggota PPM di Bali dengan rentang waktu 2 hari. Kategori pelatihan kader tingkat madya ini dengan bahan ajar serta praktek pemetaan wilayah peserta untuk menjadi bahan strategi perluasan pemahaman JSN 45 sebagai partisipasi PPM dalam pembangunan Bangsa dan Negara. Pelatihan dirancang untuk menggugah proses perubahan sikap diri, menyerap pengetahuan dan wawasan untuk dimanfaatkan dalam berproses berbagai kegiatan di masyarakat dalam rangka mencapai tujuan.
Sistem pengajaran adalah cara berlatih peserta latih aktif, dengan arah fasilitator untuk mendorong dan mengenali potensi masing-masing peserta latih. Kemudian penerapan baca, menulis, mendengarkan dan bicara mengenai suatu topik sehingga peserta latih terbiasa bicara dengan jelas dan tepat tujuan.
Kelas diisi maksimal 100 orang, dengan desain pelatihan menyasar pada pelatihan sikap, cara berpikir, cara bicara, kemampuan menganalisa; kemampuan menyampaikan dan kemampuan untuk menyusun dalam bentuk rancangan rencana tindakan dalam kegiatan organisasi.
D.KEUNTUNGAN SISTEM PELATIHAN
a. KEUNTUNGAN INTERNAL
1. Kemudahan dalam berkoordinasi; karakter dan kemampuan masing-masing anggota sudah dapat dikenali oleh pengurus. Antar pengurus dan anggota saling mengenal sehingga meminimalisir kesalahpahaman.
2. Konsolidasi dapat dilakukan dengan cepat dari berbagai tingkat struktur organisasi karena adanya kemampuan yang setara dalam menerjemahkan tugas-tugas teknis.
3. Terjadinya efisiensi dalam berbagai hal dan proses seleksi akan terjadi secara terbuka sebab satu sama lain akan dapat melihat sikap, perilaku dan kemampuan dalam menjalankan tugas-tugas keorganisasian
4. Kemampuan memperluas jaringan secara efektif dan memperkuat ikatan emosional keluarga besar PPM
b. KEUNTUNGAN EKSTERNAL
1. Seluruh anggota PPM setiap berhubungan dengan masyarakat akan tahu menempatkan diri dalam mengenalkan program organisasi dan memperluas partisipasi di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum.
2. Seluruh anggota PPM memahami etika dan tata krama dalam berkomunikasi dengan publik.
3. Pencitraan setiap individu anggota PPM akan terpenuhi sebab nampak anggota-anggota dalam sosialisasinya dengan masyarakat dapat menjadi kelompok-kelompok yang memahami kepentingan masyarakat.
E. TUJUAN LATIHAN
1. Anggota PPM yang telah ikut latihan kader memiliki integritas dan kemampuan pengelolaan organisasi serta pemahaman akan tujuan pencapaian organisasi dalam hubungannya dengan tujuan Negara dan Bangsa, dan JSN 45.
2. Anggota PPM akan mampu untuk mengembangkan pengaruh organisasi dengan solidaritas antar anggota serta mengutamakan kejujuran dan penghormatan kepada prinsip penghormatan pada Hukum Negara dan Pancasila
3. Adanya anggota PPM yang menjadi pionir untuk menularkan hidup sosial dan berpolitik secara cerdas, santun dan demi kepentingan masyarakat
4. Adanya anggota PPM yang sanggup untuk menyusun strategi dan melaksanakannya untuk meraih dukungan dan memformulasikan kepentingan yang beragam dari masyarakat yang beragam sebagai progam yang nyata dan padu sehingga dapat diperjuangkan kepada pembuat kebijakan sebagai keputusan kebijakan publik.
5. Adanya anggota PPM yang siap secara mental, budaya dan etika baik dalam kemampuan mendengar, bicara, membaca serta menganalisa perubahan sosial dalam lingkungan terdekat dan secara nasional
6. Adanya anggota PPM yang secara berproses memiliki visi dan misi yang akan memberi kekuatan kepada organisasi yang nantinya berkiprah untuk kesejahteran rakyat.
F. PESERTA
Peserta pelatihan adalah seluruh keluarga besar pejuang yang direkrut oleh pimpinan terkecil atau pengurus terkecil di tingkat Kecamatan, yang mencerminkan gambaran pemetaan generasi muda PPM dari berbagai lapisan, kalangan, golongan, pendidikan, yang tersebar diberbagai desa, dusun yang kemudian difasilitasi oleh pihak pengurus setingkat provinsi dalam kerangka kaderisasi keanggotaan PPM yang terpadu.
G. SYARAT PESERTA
1. Peserta Pelatihan adalah anggotaa biasa, anggota peserta, anggota kehormatan dan keanggotaan Partisipan PPM yang telah mengisi formulir data diri dan kesediaan untuk mentaati proses latihan.
2. Peserta Pelatihan kedudukannya berada di wilayah pulau Bali, berusia dari 16 tahun hingga 40 tahun.
3. Peserta pelatihan yang sanggup dan mampu melewati pelatihan serta memenuhi syarat kelulusan akan mendapatkan sertifikat dari organisasi.
4. Seluruh peserta adalah anggota PPM yang wajib menjalankan tugas, kewajiban serta haknya sebagai anggota
5. Transportasi peserta dari tempat asal hingga ke tempat tujuan pelatihan dan atau sekembalinya ditanggung oleh peserta pelatihan itu sendiri atau dibantu oleh pengurus PPM masing masing Kabupaten.
6. Fasilitas tempat pelatihan, peralatan pelatihan, dari ATK hingga penginapan, makan, minum, snack ditanggung oleh PPM Provinsi Bali atau pendana kegiatan.
H. MATERI
Materi pelatihan meliputi pengetahuan teori dan praktek yang diperlukan oleh anggota PPM dalam melaksanakan kegiatannya sebagai organisasi kemasyarakatan. Semua bahan disusun dalam bentuk modul dan materi pelatihan akan dilengkapi kemudian sesuai kebutuhan organisasi; yaitu perlengkapan kecirian PPM seperti pengajaran lagu Mars PPM, pengenalanYel-Yel organisasi serta tata krama bersikap baik dalam upacara, rapat dan sampai tata krama berkomunikasi dalam konteks hubungan informal dan formal
I. WAKTU PELATIHAN
Waktu pelatihan dilakukan selama 2 hari, tanpa jeda.
J. TEMPAT LATIHAN
Taman Pujaan bangsa Margarana, Tabanan
K. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN
1. Pengurus PPM Provinsi Bali melalui alat keorganisasiannya mengundang, menghimbau pengurus PPM di tingkat cabang untuk mengirimkan anggotanya untuk mengikuti pelatihan sesuai yang dipersyaratkan
2. Pengurus PPM Provinsi Bali melalui yang menjadi penanggungjawab dana telah melakukan kesepakatan untuk menetapkan waktu pelatihan, fasilitas, materi pelatihan maupun para pelatih.
L. GAMBARAN PELAKSANAAN
Pengurus PPM yang berwenang menetapkan kebijakan, mengundang dan mendorong pengurus cabang untuk mengikuti pelatihan
1. Setiap cabang di Kabupaten, memetakan jumlah peserta latihan sebanyak quota yang dipersyaratkan. Setiap kecamatan mencerminkan keterwakilan desa-desa. Sehingga utusan pelatihan masing-masing cabang akan dapat membentuk gugus di masa depan dalam kerangka perluasan partisipasi pembangunan Bangsa secara riil.
2. Ketetapan jumlah yang mengikuti pelatihan per-angkatan, ditetapkan atas kesepakatan bersama di internal PPM seluruh Bali
3. Tata cara pendaftaran, pernyataan kesepakatan mengikuti pelatihan menjadi bahan acuan penyelenggara untuk konsisten melaksanakan desain pelatihan. Kedisiplinan dan komitmen bersama akan sangat mendukung proses pelatihan berjalan lancar.
M. DANA
Sepenuhnya berasal dari Kas PPM Provinsi Bali ditambah dengan donator dari para anggota PPM di seluruh Bali yang sifatnya tidak mengikat.
JADWAL LATIHAN KADER TINGKAT MADYA
MARKAS DAERAH
PEMUDA PANCA MARGA BALI
TAHUN 2013
NO |
HARI/TANGGAL/PUKUL |
JPP |
MATERI |
NARA SUMBER
|
1 |
Jumat, 12 Juli 2013 Pkl. 13.00-15.00 wita
Pkl. 15.00-16.00 wita
Pkl. 16.00-17.00 wita
Pkl. 17.00-20.00 wita
Pkl. 20.00-21.00 wita
Pkl. 21.00-21.45 wita
Pkl. 21.45-22.30 wita
Pkl. 22.30- ............. |
2 jam
1 jam
1 jam
4 jam
1 jam
1 jam
1 jam
|
Penerimaan dan pendataan Peserta diklat
Gladi Bersih Upacara Diklat
Coffee break
PBB/Penyeragaman Serah terima Pataka Pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai
Makan Malam
Sejarah dan Tantangan PPM ke depan
Pemutaran Film Sejarah I Gusti Ngurah Rai
Istirahat |
Panitia
Panitia
Panitia
Kodim
Panitia
Ir. Wayan Sudarta, MS
Panitia
Panitia |
2 |
Sabtu, 13 Juli 2013
Pkl. 05.00-06.00 wita
Pkl. 06.00-07.30 wita
Pkl. 07.30-08.30 wita
Pkl. 08.30-09.00 wita
Pkl. 09.00-10.00 wita
Pkl. 10.00-11.00 wita
Pkl. 11.00-12.00 wita
Pkl. 12.00-13.00 wita
Pkl. 13.00-14.00 wita
Pkl. 14.00-15.00 wita
Pkl. 15.00-16.00 wita
Pkl. 16.00-17.00 wita
Pkl. 17.00-18.00 wita
Pkl. 18.00-selesai
|
1 jam
1 ½ jam
1 jam
30 menit
1 jam
1 jam
1 jam
1 jam
1 jam
1 jam
1 jam
1 jam
1 jam
------- |
Senam
Sarapan dan Mandi
Upacara Pembukaan Diklatder Madya 2013
Coffee break
Pembanguan Kharakter (character building) Kebangsaan Bagi Generasi Muda di Bali.
Strategi Pembangunan Generasi Muda Bali di Era Persaingan Global
Pembangunan Budaya Ekonomi Bagi Generasi Muda di Bali
Makan siang
Refleksi Pembangunan Pariwisata Bali bagi Generasi Muda di Bali
Doktrin dan Mitra Kamtibmas
Binter dan Wawasan Kebangsaan
Membangun Komunikasi dalam Organisasi modern
Komitmen dan Kosistensi Sikap PPM dalam Mewujudkan Nilai-Nilai JSN 45
Upacara Penutupan Diklatder Madya 2013 Makan Malam Penyerahan sertifikat kelulusan |
Kodim
Panitia
Pangdam IX Udayana
Panitia
Pangdam IX Udayana
Gubernur Bali
Prof. DR Ketut Sudibya
Panitia
Cok Raka Arta Ardana Sukawati
Kapolda Bali
Danrem 163 / Wirasatya
IGN. Oka Darmawan, SH
Prof. Wayan Windia
Ketua Mada LVRI Bali Panitia Panitia |